Selamat Datang di Blog HIMASTA ITS

akses informasi yang semakin mudah tidak membuat HIMASTA ITS untuk lengah menghadapinya. blog ini hadir akan "hausnya" informasi mengenai kiprah HIMASTA ITS sekarang dan keinginan tulus kami untuk senantiasa berbagi pada warga dan stakeholders yang turut membangun HIMASTA ITS ini.
semoga ini akan menjadi media komunikasi yang baik dan bermanfaat bagi seluruh warga HIMASTA ITS khususnya dan Bangsa serta Negara Indonesia yang kucintai.

Senin, 31 Agustus 2009

SECUIL KISAH PARA ADVOCADER




Departemen Kesejahteraan Mahasiswa berharap dapat melakukan perubahan-perubahan yang tidak biasa, dengan melakukan “gebrakan” yang terbaik dari mahasiswa untuk mahasiswa. Demikian, kata – kata mutiara yang diusung untuk seluruh lembaga yang bernaungkan Kesejahteraan Mahasiswa di seluruh HMJ, DOP, dan LMF di ITS.

Pada tahun ajaran 2005-2006, jumlah mahasiswa ITS yang mengajukan keringanan SPP sekitar 98 orang. Dan pada tahun 2006-2007 jumlah ini meningkat lebih dari 50%. Tahun – tahun berikutnya pun mengalami peningkatan. Bahkan tahun 2009 ini ada sekitar 170 calon mahasiswa baru yang tidak bisa daftar ulang, salah satunya karena alasan financial. Inilah secuil realita tentang kondisi financial mahasiswa ITS.

“Keputusan kampus akhir-akhir ini yang tidak mengijinkan lagi mengajukan bantuan keringanan SPP semakin meresahkan mahasiswa tentang kelancaran studinya. Apakah bisa berlanjut ataukah sudah sampai disini, dan terpaksa cuti adalah jawabnya. Inilah polemik dan kami pun menyadari bahwa pihak kampus tidak selalu dapat membantu financial anak didiknya meskipun benar-benar membutuhkan.” Begitu kalimat yang saya kutip dari Menteri Kesejahteraan Mahasiswa BEM ITS 2008-2009.

Seiring berjalannya waktu, liburan semester yang panjang dan berliku telah usai. Bagi mahasiswa yang menghabiskan waktu liburnya di rumah, mungkin menjadi hal yang menyenangkan. Tapi bagi para ‘advocader’ (sebutan untuk orang yang melakukan advokasi), liburan panjang nan berliku ini mungkin jadi liburan yang “melelahkan” dan “menyimpan sejuta cerita” .

“Melelahkan” karena yang pasti merasakan lelah yang luar biasa, lelah fisik dan lelah batin (mungkin) disebabkan kekhawatiran yang berlebihan. Khawatir karena bertanya-tanya akankah semester depan, teman – teman yang sebelumnya bisa kuliah dengan lancar, tetap akan bisa kuliah dengan lancar, tanpa ada kendala financial maupun akademis? “Menyimpan sejuta cerita” karena banyak hal baru yang didapatkan dari perjalanan advocader di Kerajaan Birokrasi yang lagi-lagi berliku. Dua frase tadi mungkin belum cukup menggambarkan kondisi secara umum dari apa yang dikerjakan para advocader.

Dibalik jalan berliku itu, ada yang lebih gelap dan suram, sehingga harus meraba-raba untuk mendapatkan jalan keluar yang tepat. Kata gelap dan suram digunakan untuk menggambarkan segala sesuatu yang diperjuangkan oleh advocader dalam kondisi yang serba tidak jelas dan tidak pasti, yang padahal, hal ini sangat berpengaruh pada masa depan si klien yang diperjuangkan itu. Ketika kondisi masih belum jelas dan belum pasti seperti ini, yang dilakukan memang cuma bisa “meraba”, yaitu memikirkan kemungkinan – kemungkinan yang nantinya akan terjadi dan mencari alternatif penyelesaiannya.

Kondisi birokrasi yang membuat teman – teman advocader merasa banyak menghabiskan waktu sia-sia, karena harus menunggu berjam-jam bahkan berhari-hari, kadangkala membuat mereka sempat hampir putus asa. Karena memang orang2 penting ini sangat sulit untuk ditemui. Dan ketika berhasil bertemu pun belum tentu akan langsung beres. Bisa jadi para advocader harus menghadapi ujian berat dulu, yaitu menjadi bola yang dilempar dengan seenaknya kesana kemari. Para petinggi itu tak akan begitu saja menerima dan dengan mudah membereskan setiap kasus yang kami ajukan. Bisa jadi dalam 1 kasus, kami bisa 10 kali lebih ke rektorat untuk menjadi bola yang dilmpar kesana kemari. Justru disinilah tantangannya.....

Secara moral, seorang advocader dituntut untuk selalu memberikan motivasi kepada si klien. Tapi ketika sang advocader sendiri sudah ada di titik jenuh dan merasa putus asa, otomatis hal ini akan mempengaruhi kondisi psikologis si klien yang dibantu. Ujung – ujungnya, sia – sia sudah usaha yang selama ini dilakukan untuk memperjuangkan nasib si klien. Dan hal seperti ini, harus sedapat mungkin untuk dihindari...

Dan untungnya, alhamdulillah,,teman – teman avocader Himasta, meskipun mungkin sempat mengalami hal tersebut, tapi seluruh perjalanan dapat diselesaikan dengan cukup baik. Yang paling menyenangkan adalah ketika melihat si klien, tersenyum puas karena sudah mendapatkan jalan keluar untuk permasalahan yang dihadapinya. Seperti yang sempat kami rasakan, ketika kami sempat membantu salah seorang angkatan 2009 untuk menyelesaikan masalah financial yang dihadapinya. Kami sempat pesimis, karena banyak kemungkinan – kemungkinan yang sulit untuk diestimasi, kondisinya memang benar – benar tidak menguntungkan.

Dari dosen Statistika, Bapak Ari Kismanto, Bapak Pembantu Dekan II, Bapak Kepala BAAK, Bapak Pembantu Rektor III, sampai akhirnya Bapak Pembantu Rektor II semua sudah sempat kami temui satu – satu. Dan itu semua tidak mudah serta membutuhkan proses yang amat panjang. Tapi akhir yang baik. Pada hari terakhir pendaftaran ulang, kami kembali ke rektorat pukul 6 sore untuk menemui Pak Sugeng (Bapak PR II).

Disana sepi, cuma tinggal beberapa mahasiswa lama yang mengurus masalah akademiknya. Setelah cukup lama menunggu, sekitar pukul 7, akhirnya pak Sugeng memanggil si klien untuk masuk ke ruangnya. Sekitar satu jam lebih, berdiskusi dengan pak Sugeng, alhamdulillah si klien keluar dengan senyum lebar yang artinya,, “fiuh akhirnya selesai juga mbak, saya tidak perlu khawatir lagi untuk bisa kuliah di ITS, bahkan bapak Sugeng memberi uang cuma – cuma untuk biaya SPP saya”.

Setelah banyak bercerita, kata – kata terakhir yang terucap adalah “terima kasih mbak, mas atas bantuannya selama ini, saya akhirnya bisa mewujudkan mimpi untuk kuliah di ITS”

Alangkah indahnya kata – kata itu,,,mungkin biasa ketika tidak memahami maknanya, makna atas perjalanan untuk mengadvokasi selama berhari – hari. Tapi, memang itulah kenyataannya. Sungguh bermakna karena hasil jerih payah sang advocader adalah untuk masa depan sang klien selanjutnya. Bagaimana jadinya jika sang advocader tidak pernah ada untuk mereka???




by :

Kesma HIMASTA ITS

Kamis, 20 Agustus 2009

TFT, Cara Tepat menjadi Trainer


Pertengahan bulan agustus, tepatnya pada tanggal 16 agustus 2009. Departemen PSDM HIMASTA ITS mengadakan sebuah acara yang TFT ( Training For Trainer). Acara yang diadakan di Ruang Sidang Statistika lantai 4 Gedung T itu dihadiri 45 orang yang terdiri dari Pengurus Harian HIMASTA dan elemen kepanitiaan di BCS seperti OC, SC, dan instruktur.
Acara yang bertemakan Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Sebagai Upaya Pengoptimalan Kemampuan Dalam Berkomunikasi Dan Pengamalan Ilmu dimulai dengan sambutan oleh Wijdani Anindya Hadi sebagai ketua panitia dan Aditya Rangga Prakoso selaku ketua HIMASTA ITS. Namun sayang pada waktu itu Ketua Jurusan, Pak Sony Sunaryo berhalangan hadir untuk memberikan sambutan.
Materi TFT yang pertama yaitu mengenai wawasan HIMASTA dan cara mengkonsep BCS yang dibawakan oleh Bapak Sugeng siswanto (Bos geng), beliau adalah alumni mahasiswa statistika angkatan 1994. Beliau memberikan materi tentang bagaimana pengalamannya dulu mengikuti BCS hingga menjadi kahima selama dua periode kepungurusan. ”BCS selalu identik dengan kekerasan, namun juga tidak ada jaminan. Tanpa kekerasan kualitas hasil pengkaderan akan menjadi lebih baik. Perubahan pola pikir dan proses menghantarkan perubahan dari seorang lulusan SMA menjadi seorang mahasiswa membutuhkan keseriusan dan kerja sama semua pihak yang terlibat di dalamnya, termasuk dari mahasiswa baru itu sendiri. Konsep yang bagus, jika tidak dipahami oleh pelaksananya maka akan menyebabkan hasil yang tidak bagus pula” ucap beliau dalam memberikan materi kepada peserta TFT. Mahasiswa juga perlu mengetahui dan menjalankan 8 etos dalam bekerja, yaitu Rahmat, Amanah, Panggilan, Aktualisasi, Ibadah, Kehormatan, Seni, dan Pelayanan.

Materi yang kedua dilanjutkan setelah ishoma. Namun peserta yang hadir kali ini agak berkurang. Di materi ini Pembicara yang di undang berasal dari alumni statistika angkatan 2000 yaitu Bapak Siswanto. Beliau adalah salah satu karyawan yang bekerja di perusahaan MarkPlus Insight. Materi yang disampaikan mengenai dunia kerja statistika dan prospek kerjanya kedepan. Mulai dari bagaimana proses survey research hingga currently model data mining. “Di zaman sekarang ini statistika juga digunakan apabila kita membuka website ada tags enterde by users anotating website” ujar pak siswanto. “apakah bentuk pencarian data tersebut dapat dipakai dalam Pencarian data dgn kuisioner melalui web karena tingkat errornya besar?” Tanya salah seorang peserta pada waktu sesi tanya jawab. Problem di Indonesia untuk pencarian data melalui web memang belum bisa dipercaya karena banyak yang menganggap itu adalah spam walaupun sudah diiming-imingi hadiah. Tetapi melihat pertumbuhan internet di indonesia kita harus optimis karena pesatnya pertumbuhan pengguna. ”Untuk mengatasi rendahnya tingkat pengisian kuisioner melalui web maka databasenya perlu diperkuat” Jawabnya.
Menginjak materi yang terakhir yaitu mengenai psikologi seseorang dan manajemen stress yang dibawakan oleh Bapak Abdul Rokhim. Beliau juga alumni mahasiswa statistika angkatan 1994. Bapak abdul rokhim ini adalah seorang redaktur di harian Jawa Pos. Beliau menerangkan bagaimana cara memanajemen stress apabila sudah mencapai titik jenuh. Menurutnya setiap pekerjaan mempunyai deadline dan setiap pekerjaan berpeluang untuk mengakibatkan seseorang stres. Jika seseorang terbiasa dengan deadline dan stres maka sistematika berpikir seseorang akan berbeda pastinya. ”Intinya bisa karena sudah biasa. Jika ekspektasi lebih besar daripada realitanya maka itu yang akan menimbulkan stres. h (hasil) = e (ekspektasi) / r (realita)” jelas Pak Rokhim. [pers-nauval]


dikutip dari www.pershimasta.blogspot.com

terima kasih kami sampaikan kepada bapak sugeng, bapak rokhim, dan bapak siswanto serta rekan-rekan warga yang telah bersedia hadir dalam forum ini. semoga forum ini benar-benar bermanfaat nantinya. serta dapat menjalin silaturrahmi yang baik antara teman-teman HIMASTA ITS dengan bapak-bapak alumni. thx










Selasa, 18 Agustus 2009

Satu Dasawarsa Kiprah Statistika di Dunia Kerja




Free counters




MARS dan VIVAT STATISTIKA”Hidup Statistika ITS Candradimuka putra-putri bangsaHidup Statistika ITS Kiprahmu menggema Mengembangkan teknologi, membangun negeri’kan ku turut bimbinganmuStatistika ITS Jaya!!!Vivat...!!!Statistika pilihanku, harapanku, perjuangankuVivat...vivat...vivat...!!!”

Suara penuh semangat dan kebanggan muncul dari ruang T-102, jurusan Statistika ITS, Sabtu 18 Juli 2009. Lebih dari 20 orang mahasiswa memakai jaket berlambangkan Himpunan Mahasiswa Statistika ITS serta 7 orang berpakaian rapi baru saja menurunkan kepalan tangannya -setelah menyanyikan Mars dan Vivat Statistika- dan bersiap untuk duduk kembali. Suasana sederhana dan penuh keakraban tersebut ternyata merupakan acara sharing bersama alumni statistika ITS angkatan 1999 dan fungsionaris Himpunan Mahasiswa Statistika ITS periode 2009/2010. Acara sharing tersebut merupakan salah satu dari rangkaian acara temu kangen alumni statistika ITS angkatan 1999.

Kegiatan yang dihadiri oleh alumni-alumni yang telah sukses di bidangnya masing-masing tersebut diselenggarakan dengan tujuan untuk menjalin tali silaturrahmi serta keinginan para alumni untuk dapat membagikan ilmu dan pengalamannya kepada para juniornya yang masih aktif menuntut ilmu di jurusan Statistika ITS. Pada acara yang berlangsung selama tiga jam tersebut tampak adanya semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi dari para fungsionaris, terbukti dengan silih bergantinya mahasiswa yang ingin memanfaatkan waktu untuk bertanya dan tukar pendapat serta pengalaman dengan para alumni tersebut.

Keakraban tersebut tidak terhenti sampai disitu sebab keesokan harinya (Minggu, 19 Juli 2009) bertempat di restoran Mutiara, Surabaya pukul 10.00 WIB diadakan temu kangen alumni statistika ITS angkatan 1999, yang bertajuk ”Temu Kangen Alumni Statistika ITS Angkatan 1999. Satu Dasawarsa Kiprah Statistika di Dunia Kerja”.

Suasana penuh haru dan keakraban muncul seketika di area ruang pertemuan restoran Mutiara tersebut. Pun tampak beberapa alumni membawa suami, istri serta putra/putri yang lucu menambah indah acara temu kangen saat itu. Pada acara yang juga dihadiri oleh Bapak Moh. Syahid, Bapak Ari K, serta tiga orang perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Statistika (antara lain Dana Setyawan -Kepala Departemen HUMAS-, Neser Ika C -Kepala Departemen Keilmiahan-, dan Anggun Yuanita P -Staff HUMAS-) tersebut, Eka, salah seorang alumni statistika ITS angkatan 1999, menyatakan bahwa pada dasarnya acara tersebut memiliki tiga jenis kegiatan di dalamnya. Ketiga kegiatan tersebut diantaranya sharing bersama fungsionaris Himpunan Mahasiswa Statistika ITS periode 2009/2010, pemberian bantuan dana kepada Yayasan al-Falah, pimpinan Bapak Ari K, serta temu kangen alumni statistika ITS angkatan 1999.

Acara yang telah dipersiapkan sejak bulan Februari tahun 2008 tersebut berlangsung selama tiga jam dan berjalan dengan lancar. Canda tawa tersebar di tiap sudut ruangan, apalagi ketika dimunculkan foto-foto para alumni ketika masih berstatus sebagai mahasiswa aktif di jurusan statistika ITS, serta saat penyampaian kesan-kesan dan cerita lucu selama berkuliah di jurusan statistika. Semua membaur dan terlarut dalam suasana itu.

Akhirnya temu kangen tersebut ditutup tepat pukul 13.00 WIB dengan wajah haru bahagia. Serangkaian doa dipanjatkan semoga di tahun-tahun yang akan datang dapat berkumpul dan bertemu kembali dalam suasana yang lebih akrab, nyaman, serta tetap dalam keadaan sehat wal’afiat. Amin.

Semoga acara temu kangen ini merupakan awal dari berkumpul dan bertemunya kembali alumni statistika ITS. Dan semoga akan ada kembali acara temu kangen alumni Statistika ITS dari berbagai angkatan di tahun-tahun berikutnya. Amin... Vivat...!!!!

thanks buat mas imam (kahima '99), mas bayu, mas agus wirya, mas eka,mas arjun, mas bagus dan mbak denny yang bersedia hadir di kampus statistika ITS tercinta hanya untuk sharing-sharing dengan teman-teman fungsionaris HIMASTA ITS 09-10. dan kami berterima kasih buat seluruh mas/mbak/bapak/ibu alumni statistika ITS angkatan 1999 yang mengijinkan perwakilan kami untuk mengikuti acara temu almuni Statistika Its angkatan 1999.










Senin, 17 Agustus 2009

SUASANA RAPAT KERJA HIMASTA ITS 2009-2010




Free counters




terima kasih atas kerja keras pemikiran teman-teman fungsionaris HIMASTA ITS periode 2009-2010 dalam raker ini dan semua warga HIMASTA yang senantiasa memberikan masukan kepada kami untuk selalu menjadi lebih baik kedepan. semoga ini akan menjadi awal yang baik buat 1 tahun kepengurusan kedepan dan keberlangsungan regenerasi HIMASTA ITS selanjutnya.


vivaaatttttttttt.....