
Enciety.com - 01/02/2010 15:24
CAFTA banyak dibicarakan, banyak orang ribut karena produk China masuk, namun sedikit orang ribut karena SDM luar masuk. Termasuk SDM yang akan mengisi pekerjaan-pekerjaan services. Apalagi saat ini masih banyak orang beranggapan bahwa kerja harus di sektor industri, dan enggan memilih pekerjaan services. Di masa mendatang, pekerjaan services akan menjadi tren, makin bersaing dengan SDM asing yang kompeten dan profesional. Demikian sari pembuka inspirasi Kresnayana Yahya, 29 Januari 2010, Jumat Pagi di Radio Suara Surabaya FM 100, dipandu oleh Restu Indah.
Pekerjaan services dibutuhkan dalam era creative economy, yaitu ekonomi yang komponen terbesarnya bersumber dari desain, yang timbul dari buah pikiran manusia. Sehingga saat ini memulai usaha tidak harus dimulai dengan membeli mesin atau mengumpulkan modal. Saat ini berusaha sendiri bisa, ada komputer, network, internet dan software yang mendukung. Manusia-nya menjadi super penting. Services Occupation mewajibkan manusianya kreatif dan empati, peduli dengan orang lain.
Membentuk manusia yang kreatif dan empati menjadi hal yang sangat penting. Hilangnya kepekaan terhadap orang lain dan makin individualistis makin dirisaukan sebagian orang. Perlu panduan untuk mulai, di mana hal ini tidak bisa dibebankan pada sekolah. Sekolah sudah terbebani dengan beragam kompleksitas.
Menurut Kresnayana Yahya keluarga harus memegang peranan, keluarga perlu memberikan kesempatan anak untuk peduli orang, kreatif dan mau melayani orang. Keluarga juga diharapkan mempersiapkan anak menjadi orang yang mampu memahami bahwa bekerja itu berdasarkan kekuatan ilmu, kekuatan kreatifitas dan kekuatan peduli melayani orang. Keluarga juga makin penting untuk mendesain aktivitas anak, khususnya beragam aktivitas yang banyak bertemu atau bersosialisasi dengan orang, sehingga anak terhindari dari over domination, tidak peduli lingkungan apalagi tidak peduli masa depan.
Tidak hanya dibutuhkan manusia yang canggih dalam menghadapi kompetisi. Canggih ini musti dilihat dari sisi yang konstruktif, kalau pintar sendiri, tapi tidak pintar memahami orang lain juga tidak bermanfaat. Kepandaian akan bermanfaat, kalau kita mampu memahami kebutuhan orang lain, kemampuan imaginatif tentang manusia, jelas Kresnayana Yahya menambahkan.
Memahami kebutuhan ini menjadi penting, sehingga pendidikan juga harus berubah. Seringkali kita ini tidak punya pemandu. Harus makin adaptif dengan perubahan, sehingga tidak terpaku pada akreditasi. Sehingga kedepan makin profesional, pendidik juga makin bagus. Industri juga harus makin adaptif. Misalnya sistem gaji, bukan hanya dinilai dari jam kerja, harus performance based. Era creative economy menuntut kreatifitas dan performance, bukan hanya soal jam kerja atau ijazah.
Di akhir dialog, Kresnayana Yahya mengatakan bahwa kita harus mulai mengerti orang dulu sebelum ingin dimengerti orang. Pekerjaan services membutuhkan kemampuan memahami manusia. Di bidang tourism, diperlukan image yang bagus dalam melayani, memahami orang yang ingin melihat keaslian dan keunikan culture Indonesia. Pelayanan di bengkel, loketnya masih seperti loket industri, harus dibuat lebih manusiawi. Praktek dokter, masih ada yang customer service-nya di jaga pak Bon, belum ada prioritas penanganan pasien. Pendidik yang berhasil, pendidik yang bisa memahami siswanya, kalau cuman technical, maka akan gagal. Era di mana industri harus mengutamakan empati, harus merubah paradigma.
Sehingga dalam era creative economy, hendaknya kita mulai mengerti diri sendiri, untuk mengerti orang lain. Penting memahami bagaimana harus bergaul, sehingga bisa sensitif dengan manusia dan memberikan manfaat. (unung@enciety.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar