
Pemerintah baru yang belum genap 100 hari kerja terus dihadapkan pada persoalan politis yang cukup pelik, apakah hal ini juga merupakan kendala berbisnis, demikian pertanyaan pembuka dari Isa Anshori, penyiar Radio Suara Surabaya.
Persoalan yang terjadi sekarang merupakan salah satu resiko yang sangat berat, karena barang yang harusnya lancar di masyarakat terhambat dengan birokrasi, adanya delay decision. Saat ini pebisnis sedang merancang untuk tahun 2010. Di mana mereka butuh panduan, tentang arahan dan resiko. Pebisnis dapat gagal sebelum mulai karena tidak adanya panduan.
Persoalan politik di pusat yang makin tidak cepat diselesaikan akan berimbas ke daerah. Apalagi apabila dengan adanya APBD yang belum disahkan. Perencanaan swasta menjadi terhambat karena kurang siapnya infrastruktur atau minimal informasi tentang perkembangan infrastruktur. Sehingga persoalan politik yang timbul di pusat maupun daerah hendaknya tidak mengorbankan kepentingan rakyat.
Patut dicermati adalah dominasi pertumbuhan ekonomi saat ini yang tumbuh bukan di sektor riil merupakan pertumbuhan ekonomi semu. Pasar finansial lebih attractive, namun membuat barang yang diperdagangkan makin sedikit. Sehingga sektor riil tidak maju.
Ekonomi tampak bagus, namun serapan tenaga kerja tidak tinggi, pendapatan sektor informal tidak tinggi dan mengalirnya uang ke pedesaan tidak terjadi
Ekonomi kelihatan tumbuh, namun bukan sektor riil. Ekonomi tampak bagus, namun serapan tenaga kerja tidak tinggi, pendapatan sektor informal tidak tinggi dan mengalirnya uang ke pedesaan tidak terjadi. Sehingga pertumbuhan ekonomi ini tidak seiring dengan tumbuhnya kesejahteraan.
Kebijakan pemerintah SBI 6.25 %, di mana dibandingkan dengan negara tetangga masih cukup tinggi, dan dikeluarkannya medium term note. Hal ini bagus untuk menjaga stabilitas, namun hal yg ditawarkan membuat cenderung bermain di pasar finansial. Terlebih apabila investasi di pabrik sulit mencapai keuntungan 10 - 11 %. ini berdampak serius, karena menghambat produksi barang. Sektor riil dikorbankan karena dialihkan ke pasar finansial. Padahal kebutuhan kita sekarang ini tiap tahun dengan kelahiran per tahun mencapai 5 juta orang, dan tenaga kerja di atas usia 15 tahun naik 1.5 - 2 juta orang per tahun.
Juga masih adanya ketimpangan, di mana cuman 90 ribu orang yang punya kekayaan diatas 10 M, sehingga bisnis ditangan segelintir orang. Resiko sudah ada didepan, namun bukan untuk dihindari, tetapi dihadapi.
Setiap pebisnis harus makin sadar informasi.
Salah satu yg paling awal dalam menghadapi resiko berbisnis, setiap pebisnis harus makin sadar informasi. Cepat mencari, cepat menggali, menganalisa dan cepat membangun knowldge. Diperlukan kepandaian dan kecerdasasan berhitung. Apabila dulu konsumen kita dominan pada usia 40 th keatas, sekarang pasar kita yg dominan dibawah 35 tahun. Hal ini tentu membuat strategi bisnis harus dipandu dengan informasi. (unung@enciety.com)
Kresnayana Yahya, chairperson Enciety Business Consult
enciety.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar